1. | SEJARAH SINGKAT |
| Tanaman jeruk adalah tanaman buah
tahunan yang berasal dari Asia. Cina dipercaya sebagai tempat pertama
kali jeruk tumbuh. Sejak ratusan tahun yang lalu, jeruk sudah tumbuh di
Indonesia baik secara alami atau dibudidayakan. Tanaman jeruk yang ada
di Indonesia adalah peninggalan orang Belanda yang mendatangkan jeruk
manis dan keprok dari Amerika dan Itali. |
2. | JENIS TANAMAN |
| Klasifikasi botani tanaman jeruk adalah sebagai berikut:
Divisi | : Spermatophyta |
Sub Divisi | : Angiospermae |
Kelas | : Dicotyledonae |
Ordo | : Rutales |
Keluarga | : Rutaceae |
Genus | : Citrus |
Species | : Citrus sp. |
Jenis jeruk lokal yang dibudidayakan di Indonesia adalah jeruk Keprok (Citrus reticulata/nobilis L.), jeruk Siem (C. microcarpa L. dan C.sinensis. L) yang terdiri atas Siem Pontianak, Siem Garut, Siem Lumajang, jeruk manis (C. auranticum L. dan C.sinensis L.), jeruk sitrun/lemon (C. medica), jeruk besar (C.maxima Herr.) yang terdiri atas jeruk Nambangan-Madiumdan Bali. Jeruk untuk bumbu masakan yang terdiri atas jeruk nipis (C. aurantifolia), jeruk Purut (C. hystrix) dan jeruk sambal (C. hystix ABC).
Jeruk
varietas introduksi yang banyak ditanam adalah varitas Lemon dan
Grapefruit. Sedangkan varitas lokal adalah jeruk siem, jeruk baby,
keprok medan, bali, nipis dan purut.
|
3. | MANFAAT TANAMAN |
|
1) | Manfaat tanaman jeruk sebagai makanan buah segar atau makanan olahan, dimana kandungan vitamin C yang tinggi. |
2) | Di
Beberapa negara telah diproduksi minyak dari kulit dan biji jeruk, gula
tetes, alkohol dan pektin dari buah jeruk yang terbuang. Minyak kulit
jeruk dipakai untuk membuat minyak wangi, sabun wangi, esens minuman dan
untuk campuran kue. |
3) | Beberapa
jenis jeruk seperti jeruk nipis dimanfaatkan sebagai obat tradisional
penurun panas, pereda nyeri saluran napas bagian atas dan penyembuh
radang mata. |
@tipspetani |
4. | SENTRA PENANAMAN |
| Sentra
jeruk di Indonesia tersebar meliputi: Garut (Jawa Barat), Tawangmangu
(Jawa Tengah), Batu (Jawa Timur), Tejakula (Bali), Selayar (Sulawesi
Selatan), Pontianak (Kalimantan Barat) dan Medan (Sumatera Utara).
Karena adanya serangan virus CVPD (Citrus Vein Phloen Degeneration),
beberapa sentra penanaman mengalami penurunan produksi yang diperparah
lagi oleh sistem monopoli tata niaga jeruk yang saat ini tidak berlaku
lagi. |
5. | SYARAT TUMBUH |
|
5.1. | Iklim
1.
|
Kecepatan
angin yang lebih dari 40-48% akan merontokkan bunga dan buah. Untuk
daerah yang intensitas dan kecepatan anginnya tinggi tanaman penahan
angin lebih baik ditanam berderet tegak lurus dengan arah angin.
|
2. | Tergantung
pada spesiesnya, jeruk memerlukan 5-6, 6-7 atau 9 bulan basah (musim
hujan). Bulan basah ini diperlukan untuk perkembangan bunga dan buah
agar tanahnya tetap lembab. Di Indonesia tanaman ini sangat memerlukan
air yang cukup terutama di bulan Juli-Agustus. |
3. | Temperatur
optimal antara 25-30 derajat C namun ada yang masih dapat tumbuh normal
pada 38 derajat C. Jeruk Keprok memerlukan temperatur 20 derajat C. |
4. | Semua jenis jeruk tidak menyukai tempat yang terlindung dari sinar matahari. |
5. | Kelembaban optimum untuk pertumbuhan tanaman ini sekitar 70-80%. |
|
5.2. | Media Tanam
1.
|
Tanah yang baik adalah lempung sampai lempung berpasir dengan fraksi liat 7- 27%, debu 25-50% dan pasir <>
|
2. | Jenis tanah Andosol dan Latosol sangat cocok untuk budidaya jeruk. |
3. | Derajat keasaman tanah (pH tanah) yang cocok untuk budidaya jeruk adalah 5,5– 6,5 dengan pH optimum 6. |
4. | Air
tanah yang optimal berada pada kedalaman 150–200 cm di bawah permukaan
tanah. Pada musim kemarau 150 cm dan pada musim hujan 50 cm. Tanaman
jeruk menyukai air yang mengandung garam sekitar 10%. |
5. | Tanaman jeruk dapat tumbuh dengan baik di daerah yang memiliki kemiringan sekitar 30°. |
|
5.3. | Ketinggian Tempat Tinggi tempat dimana jeruk dapat dibudidayakan bervariasi dari dataran rendah sampai tinggi tergantung pada spesies:
1.
| Jenis Keprok Madura, Keprok Tejakula: 1–900 m dpl. |
2. | Jenis Keprok Batu 55, Keprok Garut: 700-1.200 m dpl. |
3. | Jenis Manis Punten, Waturejo, WNO, VLO: 300–800 m dpl. |
4. | Jenis Siem: 1–700 m dpl. |
5. | Jenis Besar Nambangan-Madiun, Bali, Gulung: 1–700 m dpl. |
6. | Jenis Jepun Kasturi, Kumkuat: 1-1.000 m dpl. |
7. | Jenis Purut: 1–400 m dpl. |
|
|
6. | PEDOMAN BUDIDAYA |
|
6.1. | Pembibitan
- Persyaratan Benih
Bibit
jeruk yang biasa ditanam berasal dari perbanyakan vegetatif berupa
penyambungan tunas pucuk. Bibit yang baik adalah yang bebas penyakit,
mirip dengan induknya (true to type), subur, berdiameter batang 2-3 cm,
permukaan batang halus, akar serabut banyak, akar tunggang berukuran
sedang dan memiliki sertifikasi penangkaran bibit.
- Penyiapan Benih
Bibit yang biasa digunakan untuk budidaya jeruk didapatkan dengan cara generatif dan vegetatif.
- Teknik Penyemaian Bibit
a) | Cara generatif Biji
diambil dari buah dengan cara memeras buah yang telah dipotong. Biji
dikeringanginkan di tempat yang tidak disinari selama 2-3 hari hingga
lendirnya hilang.
Areal persemaian memiliki tanah yang subur.
Tanah diolah sedalam 30-4- cm dan dibuat petakan persemaian berukuran
1,15-1,20 m membujur dari utara ke selatan. Jarak petakan 0,5-1 m.
Sebelum ditanami, tambahkan pupuk kandang 1 kg/m2.
Biji ditanam
dalam alur dengan jarak tanam 1-1,5 x 2 cm dan langsung disiram. Setelah
tanam, persemaian diberi atap. Bibit dipindahtanam ke dalam polibag 15 x
35 cm setelah tingginya 20 cm pada umur 3-5 bulan. Media tumbuh dalam
polibag adalah campuran pupuk kandang dan sekam (2:1) atau pupuk
kandang, sekam, pasir (1:1:1). |
b) | Cara Vegetatif Metode
yang lazim dilakukan adalah penyambungan tunas pucuk dan penempelan
mata tempel. Untuk kedua cara ini perlu dipersiapkan batang bawah
(onderstam/rootstock) yang dipilih dari jenis jeruk dengan perakaran
kuat dan luas, daya adaptasi lingkungan tinggi, tahan kekeringan,
tahan/toleran terhadap penyakit virus, busuk akar dan nematoda. Varietas
batang bawah yang biasa digunakan oleh penangkar adalah Japanese
citroen, Rough lemon, Cleopatra, Troyer Citrange dan Carizzo citrange. |
|
|
6.2. | Pengolahan Media Tanam Tanaman
jeruk ditanam di tegalan tanah sawah/di lahan berlereng. Jika ditanam
di suatu bukit perlu dibuat sengkedan/teras. Lahan yang akan ditamani
dibersihkan dari tanaman lain atau sisa-sisa tanaman. Jarak tanam
bervariasi untuk setiap jenis jeruk dapat dilihat pada data berikut ini:
1) Keprok dan Siem
| : jarak tanam 5 x 5 m |
2) Manis | : jarak tanam 7 x 7 m |
3) Sitrun (Citroen) | : jarak tanam 6 x 7 m |
4) Nipis | : jarak tanam 4 x 4 m |
5) Grape fruit | : jarak tanam 8 x 8 m |
6) Besar | : jarak tanam (10-12) x (10-12) m |
Lubang
tanam hanya dibuat pada tanah yang belum diolah dan dibuat 2 minggu
sebelum tanah. Tanah bagian dalam dipisahkan dengan tanah dari lapisan
atas tanah (25 cm). Tanah berasal dari lapisan atas dicampur dengan 20
kg pupuk kandang. Setelah penanaman tanah dikembalikan lagi ke tempat
asalnya. Bedengan (guludan) berukuran 1 x 1 x 1 m hanya dibuat jika
jeruk ditanam di tanah sawah. |
6.3. | Teknik Penanaman Bibit
jeruk dapat ditanam pada musim hujan atau musim kemarau jika tersedia
air untuk menyirami, tetapi sebaiknya ditanam diawal musim hujan.
Sebelum ditanam, perlu dilakukan:
1) Pengurangan daun dan cabang yang berlebihan. 2) Pengurangan akar. 3) Pengaturan posisi akar agar jangan ada yang terlipat.
Setelah
bibit ditaman, siram secukupnya dan diberi mulsa jerami, daun kelapa
atau daun-daun yang bebas penyakit di sekitarnya. Letakkan mulsa
sedemikian rupa agar tidak menyentuh batang untuk menghindari kebusukan
batang. Sebelum tanaman berproduksi dan tajuknya saling menaungi,
dapat ditanam tanaman sela baik kacang-kacangan/sayuran. Setelah tajuk
saling menutupi, tanaman sela diganti oleh rumput/tanaman legum penutup
tanah yang sekaligus berfungsi sebagai penambah nitrogen bagi tanaman
jeruk. |
6.4. | Pemeliharaan Tanaman
- Penyulaman
Dilakukan pada tanaman yang tidak tumbuh.
- Penyiangan
Gulma dibersihkan sesuai dengan frekuensi pertumbuhannya, pada saat pemupukan juga dilakukan penyiangan.
- Pembubunan
Jika
ditanam di tanah berlereng, perlu diperhatikan apakah ada tanah di
sekitar perakaran yang tererosi. Penambahan tanah perlu dilakukan jika
pangkal akar sudah mulai terlihat.
- Pemangkasan
Pemangkasan
bertujuan untuk membentuk tajuk pohon dan menghilangkan cabang yang
sakit, kering dan tidak produktif/tidak diinginkan. Dari tunas-tunas
awal yang tumbuh biarkan 3-4 tunas pada jarak seragam yang kelak akan
membentuk tajuk pohon. Pada pertumbuhan selanjutnya, setiap cabang
memiliki 3-4 ranting atau kelipatannya.
Bekas luka pangkasan
ditutup dengan fungisida atau lilin untuk mencegah penyakit. Sebaiknya
celupkan dulu gunting pangkas ke dalam Klorox/alkohol. Ranting yang
sakit dibakar atau dikubur dalam tanah.
- Pemupukan
Pemberian jenis pupuk dan dosis (gram/tanaman) setelah penanaman adalah sebagai berikut:
a) 1 bulan
| : | Urea=100; ZA=200; TSP=25; ZK=100; Dolomit=20; P.kandang=20 kg/tan. |
b) 2 bulan | : | Urea=200; ZA=400; TSP=50; ZK=200; Dolomit=40; P.kandang=40 kg/tan. |
c) 3 bulan | : | Urea=300; ZA=600; TSP=75; ZK=300; Dolomit=60; P.kandang=60 kg/tan. |
d) 4 bulan | : | Urea=400; ZA=800; TSP=100; ZK=400; Dolomit=80; P.kandang=80 kg/tan. |
e) 5 bulan | : | Urea=500; ZA=1000; TSP=125; ZK=500; Dolomit=100; P.kandang=100 kg/tan. |
f) 6 bulan | : | Urea=600; ZA=1200; TSP=150; ZK=600; Dolomit=120; P.kandang=120 kg/tan. |
g) 7 bulan | : | Urea=700; ZA=1400; TSP=175; ZK=700; Dolomit=140; P.kandang=140 kg/tan.; |
h) 8 bulan | : | Urea=800; ZA=1600; TSP=200; ZK=800; Dolomit=160; P.kandang=160 kg/tan. |
i) >8 bulan | : | Urea >1000; ZA=2000; TSP=200; ZK=800; Dolomit=200; P.kandang=200 kg/tan. |
- Pengairan dan Penyiraman
Penyiraman
jangan menggenangi batang akar. Tanaman diairi sedikitnya satu kali
dalam seminggu pada musim kemarau. Jika air kurang tersedia, tanah di
sekitar tanaman digemburkan dan ditutup mulsa.
- Penjarangan Buah
Pada
tahun di mana pohon jeruk berbuah lebat, perlu dilakukan penjarangan
supaya pohon mampu mendukung pertumbuhan dan bobot buah serta kualitas
buah terjaga. Buah yang dibuang meliputi buah yang sakit, yang tidak
terkena sinar matahari (di dalam kerimbunan daun) dan kelebihan buah di
dalam satu tangkai. Hilangkan buah di ujung kelompok buah dalam satu
tangkai utama terdapat dan sisakan hanya 2-3 buah.
|
|
|
7. | HAMA DAN PENYAKIT |
|
7.1. | Hama
1.
|
Kutu loncat (Diaphorina citri.) Bagian yang diserang adalah tangkai, kuncup daun, tunas, daun muda. Gejala: tunas keriting, tanaman mati. Pengendalian: menggunakan
insektisida bahan aktif dimethoate (Roxion 40 EC, Rogor 40 EC),
Monocrotophos (Azodrin 60 WSC) dan endosulfan (Thiodan 3G, 35 EC dan
Dekasulfan 350 EC). Penyemprotan dilakukan menjelang dan saat bertunas,
Selain itu buang bagian yang terserang.
|
2. | Kutu daun (Toxoptera citridus aurantii, Aphis gossypii.) Bagian yang diserang adalah tunas muda dan bunga. Gejala: daun menggulung dan membekas sampai daun dewasa. Pengendalian:
menggunakan insektisida dengan bahan aktif Methidathion (Supracide 40
EC), Dimethoate (Perfecthion, Rogor 40 EC, Cygon), Diazinon (Basudin 60
EC), Phosphamidon (Dimecron 50 SCW), Malathion (Gisonthion 50 EC). |
3. | Ulat peliang daun (Phyllocnistis citrella.) Bagian yang diserang adalah daun muda. Gejala: alur melingkar transparan atau keperakan, tunas/daun muda mengkerut, menggulung, rontok. Pengendalian:
semprotkan insektisida dengan bahan aktif Methidathion (Supracide 40
EC, Basudin 60 EC), Malathion (Gisonthion 50 EC, 50 WP)<> |
4. | Tungau (Tenuipalsus sp. , Eriophyes sheldoni Tetranychus sp) Bagian yang diserang adalah tangkai, daun dan buah. Gejala: bercak keperakperakan atau coklat pada buah dan bercak kuning atau coklat pada daun. Pengendalian:
semprotkan insektisida Propargite (Omite), Cyhexation (Plictran),
Dicofol (Kelthane), Oxythioquimox (Morestan 25 WP, Dicarbam 50 WP). |
5) | Penggerek buah (Citripestis sagittiferella.) Bagian yang diserang adalah buah. Gejala: lubang yang mengeluarkan getah. Pengendalian: memetik buah yang terinfeksi kemudian menggunakan insektisida Methomyl (Lannate 25 WP, Nudrin 24 WSC), Methidathion (Supracide 40 EC) yang disemprotkan pada buah berumur 2-5 minggu. |
6) | Kutu penghisap daun (Helopeltis antonii.) Bagian yang diserang Helopeltis antonii. Gejala: bercak coklat kehitaman dengan pusat berwarna lebih terang pada tunas dan buah muda, bercak disertai keluarnya cairan buah yang menjadi nekrosis. Pengendalian:
semprotkan insektisida Fenitrotionmothion (Sumicidine 50 EC), Fenithion
(Lebaycid), Metamidofos (Tamaron), Methomil (Lannate 25 WP). |
7) | Ulat penggerek bunga dan puru buah (Prays sp.)Bagian yang diserang adalah kuncup bunga jeruk manis atau jeruk bes. Gejala: bekas lubang-lubang bergaris tengah 0,3-0,5 cm, bunga mudah rontok, buah muda gugur sebelum tua. Pengendalian:
gunakan insektisida dengan bahan aktif Methomyl (Lannate 25 WP) dan
Methidathion (Supracide 40 EC). Kemudian buang bagian yang diserang. |
8) | Thrips (Scirtotfrips citri.) Bagian yang diserang adalah tangkai dan daun muda. Gejala:
helai daun menebal, tepi daun menggulung ke atas, daun di ujung tunas
menjadi hitam, kering dan gugur, bekas luka berwarna coklat keabu-abuan
kadang-kadang disertai nekrotis. Pengendalian:
menjaga agar tajuk tanaman tidak terlalu rapat dan sinar matahari
measuk ke bagian tajuk, hindari memakai mulsa jerami. Kemudian gunakan
insektisida berbahan aktif Difocol (Kelthane) atau Z-Propargite (Omite)
pada masa bertunas. |
9) | Kutu dompolon (Planococcus citri.) Bagian yang diserang adalah tangkai buah. Gejala: berkas berwarna kuning, mengering dan buah gugur. Pengendalian:
gunakan insektisda Methomyl (Lannate 25 WP), Triazophos (Fostathion 40
EC), Carbaryl (Sevin 85 S), Methidathion (Supracide 40 EC). Kemudian
cegah datangnya semut yang dapat memindahkan kutu. |
10) | Lalat buah (Dacus sp.) Bagian yang diserang adalah buah yang hampir masak. Gejala: lubang kecil di bagian tengah, buah gugur, belatung kecil di bagian dalam buah. Pengendalian:
gunakan insektisida Fenthion (Lebaycid 550 EC), Dimethoathe (Roxion 40
EC, Rogor 40 EC) dicampur dengan Feromon Methyl-Eugenol atau protein
Hydrolisate. |
11) | Kutu sisik (Lepidosaphes beckii Unaspis citri.) Bagian yang diserang daun, buah dan tangkai. Gejala:
daun berwarna kuning, bercak khlorotis dan gugur daun. Pada gejala
serangan berat terlihat ranting dan cabang kering dan kulit retak buah
gugur. Pengendalian:
gunakan pestisida Diazinon (Basudin 60 EC, 10 G, Basazinon 45/30 EC),
Phosphamidon (Dimecron 50 SCW), Dichlorophos (Nogos 50 EC), Methidhation
(Supracide 40 EC). |
12) | Kumbang belalai (Maeuterpes dentipes.) Bagian yang diserang adalah daun tua pada ranting atau dahan bagian bawah. Gejala: daun gugur, ranting muda kadang-kadang mati. Pengendalian:
perbaiki sanitasi kebun, kurangi kelembaban perakaran. Kemudian gunakan
insektisida Carbaryl (Sevin 85 S) dan Diazinon (Basudin 60 EC, 10 G). |
|
7.2. | Penyakit
1.
|
CVPD Penyebab: Bacterium like organism dengan vektor kutu loncat Diaphorina citri. Bagian yang diserang: silinder pusat (phloem) batang. Gejala: daun sempit, kecil, lancip, buah kecil, asam, biji rusak dan pangkal buah oranye. Pengendalian:
gunakan tanaman sehat dan bebas CVPD. Selain itu penempatan lokasi
kebun minimal 5 km dari kebun jeruk yang terserang CVPD. Gunakan
insektisida untuk vektor dan perhatikan sanitasi kebun yang baik.
|
2. | Tristeza Penyebab:
virus Citrus tristeza dengan vektor Toxoptera. Bagian yang diserang
jeruk manis, nipis, besar dan batang bawah jeruk Japanese citroen. Gejala: lekuk batang , daun kaku pemucatan, vena daun, pertumbuhan terhambat. Pengendalian:
perhatikan sanitasi kebun, memusnahkan tanaman yang terserang, kemudian
kendalikan vektor dengan insektisida Supracide atau Cascade. |
3. | Woody gall (Vein Enation) Penyebab:
virus Citrus Vein Enation dengan vektor Toxoptera citridus, Aphis
gossypii. Bagian yang diserang: Jeruk nipis, manis, siem, Rough lemon
dan Sour Orange. Gejala: Tonjolan tidak teratur yang tersebar pada tulang daun di permukaan daun. Pengendalian: gunaan mata tempel bebas virus dan perhatikan sanitasi lingkungan. |
4. | Blendok Penyebab: jamur Diplodia natalensis. Bagian yang diserang adalah batang atau cabang. Gejala: kulit ketiak cabang menghasilkan gom yang menarik perhatian kumbang, warna kayu jadi keabu-abuan, kulit kering dan mengelupas. Pengendalian: pemotongan cabang terinfeksi, bekas potongan diberi karbolineum atau fungisida Cu. dan fungisida Benomyl 2 kali dalam setahun. |
5. | Embun tepung Penyebab: jamur Odidium tingitanium. Bagian yang diserang adalah daun dan tangkai muda. Gejala: tepung berwarna putih di daun dan tangkai muda. Pengendalian: gunakan fungisida Pyrazophos (Afugan) dan Bupirimate (Nimrot 25 EC). |
6. | Kudis Penyebab: jamur Sphaceloma fawcetti. Bagian yang diserang adalah daun, tangkai atau buah. Gejala: bercak kecil jernih yang berubah menjadi gabus berwarna kuning atau oranye. Pengendalian: pemangkasan teratur. Kemudian gunakan Fungisida Dithiocarbamate /Benomyl (Benlate). |
7. | Busuk buah Penyebab: Penicillium spp. Phytophtora citriphora, Botryodiplodia theobromae. Bagian yang diserang adalah buah. Gejala: terdapat tepung-tepung padat berwarna hijau kebiruan pada permukaan kulit. Pengendalian:
hindari kerusakan mekanis, celupkan buah ke dalam air panas/fungisida
benpmyl, pelilinan buah dan pemangkasan bagian bawah pohon. |
8. | Busuk akar dan pangkal batang Penyebab:
jamur Phyrophthoranicotianae. Bagian yang diserang adalah akar dan
pangkal batang serta daun di bagian ujung dahan berwarna kuning. Gejala: tunas tidak segar, tanaman kering. Pengendalian:
pengolahan dan pengairan yang baik, sterilisasi tanah pada waktu
penanaman, buat tinggi tempelan minimum 20 cm dari permukaan tanah. |
9. | Buah gugur prematur Penyebab: jamur Fusarium sp. Colletotrichum sp. Alternaria sp. Bagian yang diserang: buah dan bunga Gejala: dua-empat minggu sebelum panen buah gugur. Pengendalian: Fungisida Benomyl (Benlate) atau Caprafol. |
10. | Jamur upas Penyebab: Upasia salmonicolor. Bagian yang diserang adalah batang. Gejala: retakan melintang pada batang dan keluarnya gom, batang kering dan sulit dikelupas. Pengendalian: kulit yang terinfeksi dikelupas dan disaput fungisida carbolineum. Kemudian potong cabang yang terinfeksi. |
11. | Kanker Penyebab: bakteri Xanthomonas campestris Cv. Citri. Bagian yang diserang adalah daun, tangkai, buah. Gejala: bercak kecil berwarna hijau-gelap atau kuning di sepanjang tepi, luka membesar dan tampak seperti gabus pecah dengan diameter 3-5 mm. Pengendalian: Fungisida Cu seperti Bubur Bordeaux, Copper oxychlorida. Selain itu untuk mencegah serangan ulat peliang daun adalah dengan mencelupkan mata tempel ke dalam 1.000 ppm Streptomycin selama 1 jam. |
|
|
8. | P A N E N |
|
8.1. | Ciri dan Umur Panen Buah jeruk dipanen pada saat masak optimal, biasanya berumur antara 28–36 minggu, tergantung jenis/varietasnya. |
8.2. | Cara Panen Buah dipetik dengan menggunakan gunting pangkas. |
8.3. | Perkiraan Produksi
Rata-rata
tiap pohon dapat menghasilkan 300-400 buah per tahun, kadang-kadang
sampai 500 buah per tahun. Produksi jeruk di Indonesia sekitar 5,1
ton/ha masih di bawah produksi di negara subtropis yang dapat mencapai
40 ton/ha.
|
|
9. | PASCA PANEN |
|
9.1. | Pengumpulan Di
kebun, buah dikumpulkan di tempat yang teduh dan bersih. Pisahkan buah
yang mutunya rendah, memar dan buang buah yang rusak. Sortasi dilakukan
berdasarkan diameter dan berat buah yang biasanya terdiri atas 4 kelas.
Kelas A adalah buah dengan diameter dan berat terbesar sedangkan kelas D
memiliki diameter dan berat terkecil. |
9.2. | Penyortiran dan Penggolongan Setelah
buah dipetik dan dikumpulkan, selanjutnya buah disortasi/dipisahkan
dari buah yang busuk. Kemudian buah jeruk digolongkan sesuai dengan
ukuran dan jenisnya. |
9.3. | Penyimpanan Untuk menyimpan buah jeruk, gunakan tempat yang sehat dan bersih dengan temperatur ruangan 8-10 derajat C. |
9.4. | Pengemasan Sebelum
pengiriman, buah dikemas di dalam keranjang bambu/kayu tebal yang tidak
terlalu berat untuk kebutuhan lokal dan kardus untuk ekspor. Pengepakan
jangan terlalu padat agar buah tidak rusak. Buah disusun sedemikian
rupa sehingga di antara buah jeruk ada ruang udara bebas tetapi buah
tidak dapat bergerak. Wadah untuk mengemas jeruk berkapasitas 50-60 kg. |
|
10. | ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA TANAMAN |
|
10.1. | Analisis Usaha Budidaya Analisis budidaya jeruk manis (Jaffa) skala 1 hektar selama masa tanam 6 tahun di daerah Batu (Malang) tahun 1999. 1) Biaya produksi
a) | Sewa lahan 15 tahun @ Rp. 1.000.000,- | Rp. 15.000.000,- |
b) | Bibit 400 tanaman @ Rp. 2.500,- | Rp. 100.000,- |
c) | Pupuk kandang - Tahun ke-1, 67 m3 @ Rp. 15.000,- - Tahun ke-2, 83 m3 @ Rp. 15.000,- - Tahun ke-3, 100 m3 @ Rp. 15.000,- - Tahun ke-4, 125 m3 @ Rp. 15.000,- - Tahun ke-5, 150 m3 @ Rp. 15.000,- - Tahun ke-6, 175 m3 @ Rp. 15.000,- | Rp. 1.005.000,- Rp. 1.245.000,- Rp. 1.500.000,- Rp. 1.875.000,- Rp. 2.250.000,- Rp. 2.625.000,- |
d) | Pupuk Urea - Tahun ke-1, 80 kg @ Rp. 1.410,- - Tahun ke-2, 100 kg @ Rp. 1.410,- - Tahun ke-3, 145 kg @ Rp. 1.410,- - Tahun ke-4, 152 kg @ Rp. 1.410,- - Tahun ke-5, 222 kg @ Rp. 1.410,- - Tahun ke-6, 333 kg @ Rp. 1.410,- | Rp. 112.800,- Rp. 141.000,- Rp. 204.450,- Rp. 214.320,- Rp. 313.020,- Rp. 469.530,- |
e) | Pupuk SP 36 - Tahun ke-1, 65 kg @ Rp. 2.055,- - Tahun ke-2, 85 kg @ Rp. 2.055,- - Tahun ke-3, 100 kg @ Rp. 2.055,- - Tahun ke-4, 100 kg @ Rp. 2.055,- - Tahun ke-5, 111 kg @ Rp. 2.055,- - Tahun ke-6, 166 kg @ Rp. 2.055,- | Rp. 133.575,- Rp. 174.675,- Rp. 205.500,- Rp. 205.500,- Rp. 228.105,- Rp. 341.130,- |
f) | Pupuk ZK - Tahun ke-1, 26 kg @ Rp. 2.550,- - Tahun ke-2, 50 kg @ Rp. 2.550,- - Tahun ke-3, 73 kg @ Rp. 2.550,- - Tahun ke-4, 152 kg @ Rp. 2.550,- - Tahun ke-5, 333 kg @ Rp. 2.550,- - Tahun ke-6, 500 kg @ Rp. 2.550,- | Rp. 66.300,- Rp. 127.500,- Rp. 186.150,- Rp. 387.600,- Rp. 849.150,- Rp. 1.275.000,- |
g) | Pupuk Daun - Tahun ke-1: 3 liter @ Rp. 54.000,- - Tahun ke-2: 6 liter @ Rp. 54.000,- - Tahun ke-3: 8 liter @ Rp. 54.000,- - Tahun ke-4: 10 liter @ Rp. 54.000,- - Tahun ke-5: 10 liter @ Rp. 54.000,- - Tahun ke-6: 10 liter @ Rp. 54.000,- | Rp. 162.000,- Rp. 324.000,- Rp. 432.000,- Rp. 540.000,- Rp. 540.000,- Rp. 540.000,- |
h) | Obat dan Pestisida (Antracol, Karathane,Nimrod, Dimecron, dll) - Tahun ke-1: - Tahun ke-2: - Tahun ke-3: - Tahun ke-4: - Tahun ke-5: - Tahun ke-6: | Rp. 3.000.000,- Rp. 4.400.000,- Rp. 4.840.000,- Rp. 5.668.000,- Rp. 8.400.000,- Rp. 11.104.000,- |
i) | Peralatan - Cangkul 20 buah @ Rp. 15.000,- - Sprayer 3 buah @ Rp. 300.000,- - Gunting pangkas 5 bh @ Rp. 50.000,- | Rp. 300.000,- Rp. 900.000,- Rp. 250.000,- |
j) | j. Tenaga kerja :
-
| Tenaga tetap 1 or, Rp. 960.000,-/th |
-
| Pengolahan lahan Tahun ke-1: 15 HOK @ Rp. 5.000,- Tahun ke-2-6: 40 HOK, Rp. 200.000/th |
-
| Buat lubang tanam: 70 HOK @ Rp.5.000 |
-
| Penanaman: 30 HOK @ Rp. 5.000,- |
-
| Penyiangan: 20 HOK, Rp. 100.000/th |
-
| Pemupukan Tahun ke-1-2: 30 HOK, Rp. 150.000,-/th Tahun ke-3: 40 HOK @ Rp. 5.000,- Tahun ke-4: 50 HOK @ Rp. 5.000,- Tahun ke 5: 65 HOK @ Rp. 5.000,- Tahun ke-6: 75 HOK @ Rp. 5.000,- |
-
| Pengendalaian HPT Tahun ke-1: 24 HOK @ Rp. 5.000,- Tahun ke-2: 36 HOK @ Rp. 5.000,- Tahun ke-3: 48 HOK @ Rp. 5.000,- |
-
| Penyemprotan Hama Tahun Ke-1: 50 Hok @ Rp. 5.000,- Tahun ke-2: 65 HOK @ Rp. 5.000,- Tahun ke-3: 60 HOK @ Rp. 5.000,- |
-
| Penyemprotan penyakit Tahun ke-1: 20 HOK @ Rp. 5.000,- Tahun ke-2: 30 HOK @ Rp. 5.000,- Tahun ke-3: 30 HOK @ Rp. 5.000,- |
-
| Penyabutan batang Tahun ke-2: 16 HOK @ Rp. 5.000,- Tahun ke-3: 20 HOK @ Rp. 5.000,- Tahun ke-4: 30 HOK @ Rp. 5.000,- Tahun ke-5: 50 HOK @ Rp. 5.000,- Tahun ke-6: 50 HOK @ Rp. 5.000,- |
-
| Pengairan Tahun ke-1-3: 30 HOK, Rp. 150.000,-/th Tahun ke-4-6: 40 HOK, Rp. 200.000,-/th |
-
| Pemangkasan Tahun ke-2: 22 HOK @ Rp. 5.000,- Tahun ke-3: 30 HOK @ Rp. 5.000,- Tahun ke-4: 50 HOK @ Rp. 5.000,- Tahun ke-5: 60 HOK @ Rp. 5.000,- Tahun ke-6: 60 HOK @ Rp. 5.000,- |
|
Rp. 5.760.000,- |
Rp. 75.000,- Rp. 1.000.000,- |
Rp. 350.000,- |
Rp. 150.000,- |
Rp. 600.000,- |
Rp. 300.000,- Rp. 200.000,- Rp. 250.000,- Rp. 325.000,- Rp. 375.000,- |
Rp. 120.000,- Rp. 180.000,- Rp. 240.000,- |
Rp. 250.000,- Rp. 325.000,- Rp. 300.000,- |
Rp. 100.000,- Rp. 150.000,- Rp. 150.000,- |
Rp. 80.000,- Rp. 100.000,- Rp. 150.000,- Rp. 250.000,- Rp. 250.000,- |
Rp. 450.000,- Rp. 600.000,- |
Rp. 110.000,- Rp. 150.000,- Rp. 250.000,- Rp. 300.000,- Rp. 300.000,- |
|
Jumlah biaya produksi selama 6 tahun Rp. 86.825.305,-
2) | Pendapatan (mulai produksi tahun ke-3)a. Tahun ke-3: 1.665 kg @ Rp. 5.000,-/kg b. Tahun ke-4: 4.995kg @ Rp. 5.000,-/kg c. Tahun ke-5: 9.990 kg @ Rp. 5.000,-/kg d. Tahun ke-6: 19.960 kg @ Rp. 5.000,-/kg Jumlah pendapatan | Rp. 8.325.000,- Rp. 24.975.000,- Rp. 49.950.000,- Rp. 99.800.000,- Rp.183.050.000,- |
3) | Keuntungan dalam 6 tahun Keuntungan rata-rata per tahun | Rp. 96.224.695,- Rp. 16.037449,17,- |
4) | Parameter kelayakan usaha 1. B/C rasio | = 2,1 |
Catatan: Dalam budidaya jeruk manis (Jaffa), tanaman mulai berproduksi pada tahun ke 3 dan keuntungan mulai didapat mulai tahun ke-4. |
10.2. | Gambaran Peluang Agribisnis Di
luar negeri jeruk merupakan komoditi buah-buahan yang sangat penting
dengan nilai ekonomi tinggi. Tendensi permintaan buah-buah internasional
termasuk jeruk akan meningkat, selain itu diperkiraan permintaan pasar
dalam negeri akan meningkat sebesar 10 % per tahun.
Konsumsi
jeruk di Indonesia hanya 2,7 kg/orang/tahun, masih jauh dari konsumsi
ideal sebesar 6,4 kg/orang/tahun. Dengan konsumsi ideal, diperlukan 1,3
juta ton jeruk/tahun, padahal produksi jeruk di tahun 1996 hanya 793.810
ton/tahun yang saat ini tidak bergerak banyak. Untuk itu masih
diperlukan penambahan 50.129 ha kebun jeruk.
Prospek agribisnis
jeruk di Indonesia semakin baik karena lahan pertanian untuk buah-buahan
meliputi areal jutaan hektar dan potensi peningkatan produksi jeruk
juga tinggi karena selama ini kebun jeruk umumnya diusahakan secara
tradisional. Selain itu, jeruk merupakan komoditas buah-buahan yang
harganya relatif stabil. |
|
11. | STANDAR PRODUKSI |
|
11.1. | Ruang Lingkup Standar produksi ini meliputi: syarat mutu, cara pengujian mutu, cara pengambilan contoh dan cara pengemasan. |
11.2. | Diskripsi Jeruk
keprok adalah buah dari tanaman jeruk keprok (Citrus reticulata LOUR)
yang berkulit mudah dikupas, dalam keadaan cukup tua, utuh segar dan
bersih. |
11.3. | Klasifikasi dan Standar Mutu Jeruk
keprok digolongkan dalam 4 (empat) ukuran yaitu kelas A, B, C dan D,
berdasarkan berat tiap buah, yang masing-masing digolongkan dalam 2
(dua) jenis mutu, yaitu Mutu I dan Mutu II. Kelas A: diameter 7,1 cm atau 151 gram/buah. Kelas B: diameter 6,1–7,0 cm atau 101–150 gram/buah Kelas C: diameter 5,1–6,0 cm atau 51–100 gram/buah Kelas D: diameter 4,0–5,0 cm atau 50 gram/buah Adapun syarat mutu buah jeruk keprok adalah sebagai berikut : 1) Keasamaan sifat varietas: Seragam, cara uji organoleptik 2) Tingkat ketuaan: Tua, tidak terlalu matang, cara uji organoleptik 3) Kekerasan: Cukup keras, cara uji organoleptik 4) Ukuran: Kurang seragam, cara uji SP-SMP-309-1981 5) Kerusakan, % (jml/jml): maks 5-10, cara uji SP-SMP-310-1981 6) Kotoran: bebas, bebas, cara uji organoleptik 7) Busuk % (jml/jml): maks.1-2, cara uji SP-SMP-311-1981 |
11.4. | Pengambilan Contoh Contoh
diambil secara acak dari jumlah kemasan seperti terlihat di bawah ini.
Dari setiap kemasan diambil contoh sebanyak 20 buah dari bagian atas,
tengah dan bawah. Contoh tersebut diacak bertingkat (startified random
sampling) sampai diperoleh minimum 20 buah untuk dianalisis.
a) | Jumlah kemasan dalam partai (lot) sampai dengan 100, contoh yang diambil 5. |
b) | Jumlah kemasan dalam partai (lot) 101 sampai dengan 300, contoh yang diambil 7. |
c) | Jumlah kemasan dalam partai (lot) 301-500, contoh yang diambil 9. |
d) | Jumlah kemasan dalam partai (lot) 501-1000, contoh yang diambil 10. |
e) | Jumlah kemasan dalam partai (lot) lebih dari 1000, contoh yang diambil 15 (minimum). |
Petugas
pengambil contoh harus memenuhi syarat yaitu orang yang berpengalaman
atau dilatih lebih dahulu dan mempunyai ikatan dengan badan hukum. |
11.5 |
Pengemasan Buah
jeruk dikemas dengan peti kayu/bahan lain yang sesuai dengan berat
bersih maksimum 30 kg. Dibagian luar kemasan diberi label yang
bertuliskan antara lain: nama barang, golongan ukuran, jenis mutu,
nama/kode perusahaan, berat bersih, negara/tempat tujuan, hasil
Indonesia, daerah asal.
|
|
12. | DAFTAR PUSTAKA |
|
1. | AAK. 1992. Bertanam Pohon Buah-buahan 2. Penerbit Kanisisus. Yogyakarta. |
2. | Rahardi, Yovita H. Indriani & Haryono. 1999. Agribisnis Tanaman Buah. Penebar Swadaya. Jakarta. |
3. | Trubus no 340. 1998. Masih Diperlukan Penambahan 50.129 ha Kebun Jeruk. |
4. | R. Bambang Soelarso, Ir. 1996. Budidaya Jeruk Bebas Penyakit. Penerbit Kanisisus. Yogyakarta. |
5. | Bonus Trubus No. 345. 1998. Celah-celah Usaha Terpilih. |
|